Senin, 24 Oktober 2011

TAQWA


BAB I
PENDAHUAN
1.1.Latar belakang
Kita sering membaca Al-qur’an bahkan sudah rutinitas kita sehari-hari, kita pasti sudah membaca Ayat ini, yang artinya,”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. MerekaiItulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." [2] tapi kita kurang tau apa yang terkandung(tujuan) dalam ayat itu, maka kita akan membahas suatu pembahasan yang berjudul judul “KETAQWAAN KEPADA ALLAH swt. “

1.2.Rumusan masalah
Bagaimanakah Nabi Muhammad saw. mengajari kita agar tetap dalam ketaqwaan kapada Allah swt?


1.3.Tujuan
·         Untuk mengetahui cara nabi mengajari kita agar bertaqwa .
·         Supaya kita lebih bertaqwa kepada Allah swt .




BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengamalan hadist 18 sebagai motivasi pendidikan islam
عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

artinya : Dari Abu Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu 'anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik”.

[HR. Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain derajatnya hasan shahih]

Riwayat hidup Abu Dzar itu banyak. Ia masuk Islam ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih di Makkah dan beliau menyuruhnya kembali kepada kaumnya. Namun ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan tekadnya untuk tinggal di Makkah bersama beliau, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mampu lagi mencegahnya.

Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Dzar “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya”. Hal ini sejalan dengan firman Allah:
...........         ¨bÎ) ÏM»uZ|¡ptø:$# tû÷ùÏdõムÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# 4 y7Ï9ºsŒ 3tø.ÏŒ šúï̍Ï.º©%#Ï9 ÇÊÊÍÈ  
Artinya :  ......”Sesungguhnya segala amal kebajikan menghapus segala perbuatan                     dosa”.(QS.Huud:114)

Sabda beliau “bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik” maksudnya bergaullah dengan manusia dengan cara-cara yang kamu merasa senang bila diperlakukan oleh mereka dengan cara seperti itu. Ketahuilah bahwa yang paling berat timbangannya di akhirat kelak adalah akhlaq yang baik. Rasulullahs shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا. رواه مسلم
Ya Allah! Anugerahkanlah ketakwaan pada jiwaku, bersihkanlah ia, Engkau adalah sebaik-baik yang membersihkan jiwa. Engkaulah Penguasa dan Pemiliknya.” (HR. Muslim).
Dan dalam Hadist yang lain nabi juga bersabda,yang artinya “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat kepadaku posisinya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya diantara kamu”.
Akhlak yang baik adalah sifat para nabi, para rasul dan orang-orang mukmin pilihan. Perbuatan buruk hendaklah tidak di balas dengan keburukan, tetapi dimaafkan dan diampuni serta dibalas dengan kebaikan. Wallaahu a’lam.



BAB III
MUFRADAT / KATA KUNCI
اتَّقِ (الله)   : Bertakwalah (kepada  Allah)
أتبع        : Ikutilah
تمحـ(ها)  : Menghapus-(nya)
حيثما     : Dimana saja
السيئة     : Keburukan
خالق      : Pergaulilah
(بـ)خُلُق  :(dengan) akhlak
                                          








BAB IV
NILAI-NILAI TARBAWI

  • Takwa kepada Allah merupakan kewajiban setiap muslim dan dia merupakan asas diterimanya amal shaleh.
  • Bersegera melakukan ketaatan setelah keburukan secara langsung, karena kebaikan akan menghapus keburukan.
  • Bersungguh-sungguh menghias diri dengan akhlak mulia.
  • Menjaga pergaulan yang baik merupakan kunci kesuksesan, kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan akhirat. Hal tersebut dapat menghilangkan dampak negatif pergaulan.











BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Penyucian jiwa dan qalbu yang merupakan pangkal bagi lahirnya akhlak mulia, adalah unsur penting bagi berlangsungnya kekuatan serta kewibawaan suatu bangsa. Tujuan pembersihan jiwa adalah ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesungguhnya, takwa hanya dapat terwujud melalui pembersihan serta penyucian jiwa.  Sementara, kebersihan jiwa juga tidak dapat terjadi tanpa takwa. Dengan qalbu serta jiwa yang bersih dan bertakwa, akan tercapailah maksud diciptakannya manusia. Yaitu hanya beribadah dan menyembah kepada Allah saja.


















Daftar pustaka

Ø  Empat puluh dua mutiara hadist = almajaalis as saniyyah / syehk ahmad alih bahasa II. Sofyan.­­­­­_cet. 1 _Bandund : Trigenda karya . 1994. Hal. 211 .\

Daftar ayat dan hadist
Ø  [2] (Al Baqarah: 177).]

Ø  (QS. Huud: 114)

Ø  An-Nawawi, Shahih Muslim Syarh an-Nawawi, tahqiq: Khalil Ma’mun Syiha, Dar al-Ma’rifah, cet. III, 1417 H/1996 M, XVII/43, no. hadits: 6844

Tidak ada komentar:

Posting Komentar